What Minimalism Taught to Me.




Awal tahun 2019 adalah awal mula aku mengenal tentang gaya hidup minimalis. Dimulai dari menonton video Raditya Dika tentang kenapa dia jual semua koleksi jam tangan mahalnya yang bikin aku jadi penasaran dengan apa itu minimalism dan seputarnya, sampai akhirnya berlabuh di channel Youtube Kak Maurilla Imron dan Kak Fany Sebayang.


Lalu, mulai banyak rekomendasi video-video tentang minimalism yang muncul di halaman utama Youtube-ku dan mulai aku tonton satu per satu. Dan lama-lama, aku ngerasa takjub dengan gaya hidup ini. Kelihatannya, orang yang menjalani gaya hidup ini tuh memiliki hidup yang damai, sukacita dan bisa sampai simpan banyak uang di tabungan! Maka dari itu, aku tertarik buat mempelajari dan mempraktekkan gaya hidup ini.

Setelah 1 tahun lebih aku mencoba menerapkan hidup minimalis, aku diajar tentang banyak hal baru yang bermanfaat bagi hidupku. Salah satu yang aku temukan dan paling mengubah hidupku adalah mengenai menjadi lebih berkesadaran atau mindful.

Menerapkan hidup berkesadaran dalam kehidupan sehari-hari itu nggak mudah lho, bahkan sampai sekarang pun, aku belum sepenuhnya bisa, terkadang masih suka impulsif juga, tapi—rasanya sih—presentasenya sudah berkurang dibandingkan sebelum mengenal gaya hidup minimalis.

Melalui hidup yang lebih berkesadaran, aku belajar untuk lebih sadar ketika membeli barang, lebih sadar dalam hal pertemanan, dan lebih sadar dalam perlakuan ke diri sendiri.

Ketika aku menjadi lebih sadar dalam membeli barang, yang namanya pembelian secara impulsif itu berkurang banget. Kegiatan belanja secara impulsif ini adalah faktor utama penyebab dompet dan tabungan menjadi cekak, ya karena nggak bisa nahan diri dalam membeli. Selain dompet jadi menipis, ruangan dan rumah-pun menjadi penuh dengan barang-barang yang bahkan mungkin setelah 1 tahun dibeli, belum pernah dipakai. Sayang banget nggak sih? Hahaha.

Secara nggak langsung,
Hidup berkesadaran > pembelian secara impulsif berkurang > dompet aman, tabungan bertambah > mengurangi tumpukan barang tak terpakai > less stress > hidup lebih bahagia

Jadi ternyata, lebih sadar dalam membeli barang itu merupakan salah satu kunci agar hidup lebih less stress yang akhirnya membawa hidup menjadi lebih bahagia. Mengurangi pembelian barang baru juga dapat memicu diri agar lebih memaksimalkan fungsi dan nilai barang yang sudah dimiliki. Selain itu, dengan berkurangnya tumpukan barang yang ada di rumah, waktu untuk bersih-bersih juga jadi berkurang. Jadi, bisa lebih sering nonton drama deh! Hahaha.

Nggak cuma dalam hal barang, lebih berkesadaran untuk meminimalisir hubungan pertemanan yang tidak memberi nilai positif dalam hidup juga memberi manfaat yang baik untuk diri—pastinya. Membiarkan inner circle berisikan dengan hanya orang-orang yang positif dan menginspirasi, dapat membuat diri bertumbuh menjadi seperti pohon yang berbuah baik. Faktor lingkungan sosial adalah faktor terbesar penentu sikap dan pola pikir seseorang, itu-lah mengapa lebih berkesadaran dalam hubungan pertemanan itu penting.

Lebih berkesadaran dalam memperlakukan diri sendiri juga penting. Selain karena membuatku jadi lebih mengenal akan diri sendiri, aku juga jadi lebih rajin merawat diri karena aku sadar tubuhku ini adalah pemberian Tuhan yang tidak boleh disia-siakan, harus dirawat sebaik mungkin. Dan aku sekarang menjadi pribadi yang lebih rajin dalam merawat diri dibanding sebelumnya.

Ternyata, mengenal dan mempraktekan gaya hidup minimalis ini dapat membentuk pola pikir baru yang positif dalam hidupku, dan aku bersyukur karena mengenal hal itu. Aku merasakan sekali manfaatnya untuk hidupku belakangan ini, walaupun aku tidak bisa dibilang sepenuhnya sebagai seorang minimalist sih.

Apakah kalian tertarik/sedang mempelajari gaya hidup minimalis juga? Apa yang membuat kalian tertarik mempelajarinya?
Atau bahkan kalian adalah seorang yang mempraktekannya dalam hidup sehari-hari? Apa yang kalian rasakan setelah mempraktekannya? Yuk sharing di kolom komentar 😊


The dreamer.



35 komentar

  1. Aku tertarik banget dengan gaya hidup minimalis ini. Beberapa akun youtube juga udah aku tonton bagaimana mereka menjalani hidup minimalis. Tapi sayangnya aku belum mencoba untuk mempraktekan di kehidupan nyata. Entahlah kenapa.

    Padahal aku mempunyai persepsi bahwa orang yang punya habit seperti ini juga bagus, tp seperti nya memang bermanfaat juga ternyata.

    Mungkin soon akan aku praktekan hihihi😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai! Terima kasih udah mampir ke blogku ya, semoga betah :D

      Mungkin memang niatnya belum kuat untuk memulai? Hahaha. Nggak apa, nanti kalau udah ada motivasi dan niat yang kuat, pasti lebih semangat mencobanya.

      Semangat ya!! Salam kenal :D

      Hapus
  2. Pas pertama kali denger ini dari Raditya Dika, aku juga ngulik beberapa postingan dan video yang membahas hal yg sama. Aku juga tertarik pengen mempraktekan itu, cuma pas aku cermati lagi ternyata apa yg aku punya nggak terlalu punya value. So I try, mengubah pelan-pelan gaya belanjaku yang suka sok iye. Belom sampai bener-bener minimalism karna seringkali goyah juga, tapi memang kerasa banget manfaatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Video Radit memang memotivasi sekali huahaha. Suka impulsif juga ya? Apakah impulsif ini adalah penyakit kebanyakan kaum hawa? Hahaha.
      Sama, aku pun sering goyah tapi pelan-pelan belajar supaya lebih terbiasa.

      Mari sama-sama belajar. Enak nih kalau bisa sharing-sharing lebih lagi mengenai gaya hidup minimalis hahaha.

      Salam kenal ya! Terima kasih udah mampir :)

      Hapus
  3. Saya sudah mempraktekan hidup minimalis sejak beberapa tahun ke belakang, awalnya karena pasangan saya orangnya sangat sangat minimalis berbanding terbalik sama saya yang hobi beli perintilan rumah :))) terus selain itu, saya juga lebih sering abroad (biztrip, etc) jadi hidup saya cuma sebatas koper kabin dan saya kemudian tersadar, kalau selama ini saya nggak butuh banyak barang kecuali baju yang hanya beberapa lembar, alat mandi, dompet, laptop, handphone, dan kamera yang biasa saya bawa di koper saya :D

    Dari situ mulai belajar untuk hidup minimalis, tapi mulainya dari paham dulu, padahal awalnya mau langsung buang semua barang WK :))) tapi sama si kesayangan dilarang, katanya, "Harus paham dulu seperti apa. Jangan nanti setelah dibuang terus beli lagi karena nggak cocok sama gaya hidup minimalisnya." -- Tul ugha, takut jadi alasan buat belanja lagi kan bahaya, ya :""D hhaahaha.

    Baru deh saya mulai baca-baca buku soal minimalis, baca jurnal, lihat youtube etc, ditambah rumah yang di Korea ukurannya kecil nggak sebesar yang di Bali, jadi secara nggak langsung seperti dipaksa untuk minimalis kalau nggak mau hidup seperti di dalam gudang penuh barang :))) hehehe. Pelan namun pasti mulai terbentuk habitnya sampai sekarang jadi lebih mindful saat mau beli sesuatu, betul-betul jadi nggak merasa butuh banyak barang meski kalau jajan mata sih masih sering ya (parah memang si TOKPED sama GMARKET) hahaha. Tapi biasanya cuma berakhir di wishlist atau keranjang :"P

    Begitulah pengalaman saya, dear Lia <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi kak! Terima kasih banyak udah mau sharing cerita kakak! 😭🙏

      SAMA BANGET SAMA AKU! Tapi aku tetap awal mulanya malah buang barang dulu, baru abis itu paham-nya. Kebalik ya 😂
      Untungnya abis aku buang, aku nggak beli lagi barang yang sama, jadi aman deh, fiuhh~

      Kayaknya kapan-kapan bikin roomtour rumah kakak boleh tuh! Baik yang di Korea atau di Bali, versi tulisan atau video boleh. Kalau kakak berkenan hahaha.

      Aah, jajan mata itu paling sulit dihindari ya! Aku juga sering jajan mata di online market! Untung lebih banyak berakhir di keranjang ya kak, jadi uang aman huahaha.

      Hapus
  4. Setuju dengan tulisan kamu. Saya dari tahun lalu sudah mulai mendengar tentang gaya hidup minimalis, mulai dari baca postingan singkat di IG, dari blog dan juga video2 orang Korea yang hidup minimalis. Terinpirasi sekali dan ingin mempraktekkannya. Memang tak bisa langsung, harus bertahap. Yang sudah saya coba sekarang adalah menahan diri untuk tidak membeli baju, sepatu atau tas. Bahkan di hari lebaran. Sekarang juga mencoba untuk tahap selanjutnya. Semangat yah!

    www.chocodilla.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih udah mampir ya 😊
      Video orang Korea yang hidup minimalis itu memang ratjoen sekali. Aku juga suka nontonnya!
      Wah, keren! Soalnya biasa hari lebaran identik dengan beli baju baru, tapi kakak bisa menahan diri buat nggak beli lho, keren!
      Semangat selalu buat hidup lebih berkesadaran ya, kak! Salam kenal anyway 😊

      Hapus
    2. Iya, video orang korea yang hidup minimalis itu damai sekali kalau dilihat. Pencapaian besar banget enggak beli baju lebaran, soalnya dress2 lebaran tahun lalu masih banyak dan jarang dipakai juga.

      Btw blog kamu juga minimalis, cantik dan enak tuk dikunjungi. Aku langsung follow. hehe

      Hapus
    3. Ratjoen sekali memang video mereka. Aku juga suka ketagihan nonton, apa kakak subsnya Ondo juga kah?

      Keren! Semoga kedepannya juga bisa lebih mindful ketika beli baju ya 😁

      Awww, terima kasih banyakkk 😍
      Sering-sering main ya ke sini hihihi

      Hapus
  5. Waah..betul bgt mba.. selain bikin bahagia, jg jadi gak merasa bersalah kalau banyak barang terbengkalai tak terpakai sia2.. Tapi yg susah itu ngebatasin suami yg suka beli barang buat anak, semacam mainan dan teman2nya..hehe..

    Oiya, mau berbagi rekomendasi buku jg soal ini, mungkin sudah dibaca.. Judulnya hidup minimalis ala orang jepang karya fumio sasaki..

    Tapi masih jauh dr terpraktekkan..hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang membatasi orang lain itu pasti lebih susah, harus ada kemauan dari orang tersebut supaya bisa berubah tapi tetap semangat ya kak! Memang praktek itu susah tapi asal ada niat dan kemauan, pelan-pelan bisa berjalan 😊

      Wah, terima kasih rekomendasinya kak! Buku itu aku tahu, aku pernah baca beberapa bab-nya, nggak baca full. Kakak udah baca full kah? Ada rekomendasi buku lain mungkin?

      Terima kasih udah mampir ya kak, salam kenal 😊

      Hapus
  6. Akhir akhir ini ada beberapa blog yang mulai membahas minimalis modern. Memang sih jika banyak uang maka inginnya belanja ini itu yang mana sebenarnya tidak terlalu diperlukan karena sudah ada barang yang fungsinya sama.

    Misalnya lihat sepatu kok itu bagus batya modelnya, padahal sudah punya sepatu enam pasang di lemari. Apalagi kalo sering buka buka shopee atau Tokopedia, makin ngga tahan ingin belanja.:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Makin ke sini, makin banyak yang bahas tentang minimalism dan banyak juga yang mulai tertarik mempraktekkannya hahaha.
      Betul, apalagi cewek, lihat barang lucu dikit, langsung pengen bawa pulang 😆
      Hahahaha I feel you! Makanya aku suka install-uninstall shopee(soalnya ini paling racun menurutku), install kalau lagi butuh, uninstall kalau abis belanja, supaya nggak keracunan buat beli yang lain 😆

      Hapus
  7. Jadi penasaran dan pengen coba😁, karena saya ini orangnya suka beli barang yang nggak butuh2 amat, padahal tahu kalau nanti nggak bakal dipakai. Nggal mahal, tapi sering, jadinya sama aja. Mungkin entar bisa cari tentang hidup minimalis ini di yuoutube.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gaya hidup minimalis ini sepertinya cocok buat diterapkan di hidup kakak, biar keinginan buat beli barang yang nggak butuh-butuh amat jadi berkurang, bahkan bisa sampai nggak beli lagi hal yang kayak gitu 😆
      Di Youtube sih banyak banget soal hal ini, selamat belajar!
      Terima kasih udah mampir ke blogku ya, kak 😊💕

      Hapus
  8. Beberapa alasan yang membuat aku tertarik untuk menerapkan gaya hidup ini, karena aku ingin less stress, nggak mau ribet tentang urusan sepele. Pengen menyusun kembali prioritas di dalam hidup tuh apa aja, jadi nggak semuanya harus dipikirin. Kalo dari sisi keuangan, aku juga ingin lebih mindful dalam mengeluarkan uang. Dulu suka bingung, kenapa ya uang di rekening segitu-segitu aja. Setelah mulai rajin catat spending, yah gak heran tabungan boncos, jajan muluk sikk 🤣

    It's still a longggg journey for me. Lagi berusaha menikmati sambil belajar setiap hari hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Ci Jane! Selamat berusaha ya! Semangat terus! Aku pun masih terus belajar setiap harinya. Kadang suka impulsif dalam hal-hal tertentu, terutama dalam hal beli makanan 😂
      Orang-orang yang udah menerapkan gaya hidup ini, dari yang aku lihat, mereka semua berhasil mendapatkan semua yang cici mau. Jadi, aku yakin kalau cici belajar menerapkannya terus, pasti bisa jadi seperti itu.

      Btw, apakah cici catat spending setiap saat? Atau per minggu, gimana sistem pencatatannya? 😊

      Hapus
    2. Yess, setiap saat ketika mengeluarkan uang, sekecil apapun itu. Aku catat pake app Money Manager, udah lama pake ini soalnya cocok dengan fiturnya. Aku pernah review di blog tentang ini 😁 Sangat membantu sih dalam mengelola keuangan. No fuss! Daripada bikin tabel excel sendiri mabok akutu huahaha

      Hapus
    3. Thank you infonya ci! Aku langsung meluncur ke blog cici aahh buat baca lebih lanjut :D

      Hapus
  9. minimalism menjadi moto saya sejak TK sampai saat ini karena saya simply " broke AF" hahahahahahahaah

    BalasHapus
  10. Saya tumbuh besar dalam keluarga yang sederhana, sangat sederhana mungkin hihihi.
    Jadi, sejak kecil itu saya nggak terbiasa dengan barang banyak.
    Bukan karena hidup minimalis, tapi nggak ada duit buat belinya hahaha.

    Selain itu bapak saya adalah seseorang yang sangat menyukai kebersihan dan kerapian, dia nggak suka debu menempel, jadi memang saya terbiasa dengan ruang yang lapang dan minim pernak pernik, jadinya sampai dewasapun, saya suka bebelian, tapi benci liat banyak barang tertimbun, masalahnya masih dalam tahap benci lalu buang, rajin decluter, tapi juga masih tergoda bebelian hahaha.

    Hanya yang patut saya syukuri, sejak menikah dan punya anak, saya lebih bisa mengenal kebutuhan dan keinginan, jadi memang udah lebih bisa mengontrol untuk beli-beli, jadinya barang dipake sampai benar-benar rusak atau sobek, baru deh beli lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jarang sekali ada laki-laki yang suka kebersihan, biasanya kan perempuan, bapaknya kakak termasuk langka itu 😊

      Malah yang susah dilakukan itu membedakan kebutuhan dan keinginan lho kak. Susah sekali kalau buat aku, kadang masih suka iseng beli barang nggak jelas, atau suka random beli sesuatu yang ujung-ujungnya nggak kepakai hanya karena ingin 😂

      Anyway, terima kasih atas sharingnya Kak Rey 🙏

      Hapus
  11. Wah samaan kak aku juga suka nonton 2 youtuber minimalist di atas. Sebenarnya dari dulu saya kurang suka membeli hal-hal yang tidak terlalu penting. Setiap bulannya saya hanya membeli 1 barang wishlist saya. Alhasil memang uang di tabungan bisa bertambah karena memang tujuan saya menabung untuk umroh hehe. Semangat kak untuk hidup minimalist :). Untuk poin lingkungan positif kayaknya belum sih di aku hehe sedang mencari juga teman-teman yang suka hidup minimalist. Andaikan ada komuitasnya yaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, salam kenal! Terima kasih udah mampir ke blog-ku, senang bertemu dengan teman yang suka juga dengan minimalism 😊
      Wah, tujuannya mulia sekali, pantas dilancarkan menabungnya! Semangat menabungnya, semoga bisa terwujud segera 😁
      Oh iya, kalau komunitas minimalism, banyak di Facebook tapi komunitas luar yang lebih aktif. Salah satu yang pernah aku ikuti adalah komunitas "minimalist living", itu cukup aktif para membernya 😁

      Hapus
  12. Wah pas banget ini bahas minimalis kak. Amu baru aja baca tentang hidup minimis nya Fumio Sasaki (pernah aku tulis juga di blog). Dan persis banget sama yg kakak bilang kalau hidupnya jadi lebih tenang dg hidup minimalis, waktu berberes juga lebih singkat. Keren kak udah mempraktekkan hidup minimalis ini 😍😍

    Aku pribadi masi banyak belajar dengan minimalis, apalagi dengan kebiasaan aku buat menimbun barang. Huhu. Hoarder parah aku dari dulu, sekarang pelan2 lagi berusaha mengurangi begitu sadar itu sebenernya disorder dan bisa diubah. Semangaat buat kita kak, demi hidup yg lbh baik. Hehehe 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih udah mampir 😊
      Emang ya kalau abis baca buku-buku tentang minimalism, langsung pengen punya hidup kayak gitu huahahaha.

      Diriku juga masih belajar kok, jadi ayo sama-sama belajar 😊
      Apa barang utama yang paling suka ditimbun? Buku ya?
      Anyway kalau suka sama barang tsb dan masih merasakan nilainya, it's okay to live with them.

      Semangat belajar hidup minimalis! 🤗

      Hapus
    2. Dulu parah sih, sampe botol2 bekas sabun n shampo aja ga aku buang2in 😅 Sekarang sih paling cuma buku2 n beberapa collectible item aja. Hehehe..

      Hapus
  13. Hai Lia, tulisannya "ngena" banget di hati hhha.. Aku sedang mencoba untuk mulai menerapkannya. Lihat Youtube Channel Kak Fany Sebayang, semakin tertarik untuk mempelajarinya.

    Setuju banget sama kalimat kamu "Lebih berkesadaran dalam memperlakukan diri sendiri juga penting." Sebab terkadang kita lupa akan diri sendiri. Aku pun begitu suka lupa untuk memperlakukan diri ini dengan baik. Selalu menganggap bahwa masih kurang karena mengikuti standar yang ada. Standar orang lain dan buka diri ini.

    Suka senang membaca tulisan orang lain, salah satunya bisa dapat insight seperti ini. Thank you atas sharingnya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awww, terima kasih ci! Aku senang kalau bisa berbagi manfaat dengan orang lain 🤗

      Channel Kak Fany Sebayang memang racun sekali, jadi bikin tertarik buat menganutnya juga hahaha.

      Ci, don't be too hard on yourself. Emang sih bicara lebih mudah daripada aksi-nya tapi aku yakin walaupun butuh waktu yang nggak sebentar, semua ada hasil. Usaha tidak akan mengkhianati hasil 👍

      Sama-sama ci. Sering-sering saling mampir ya 😊

      Hapus
  14. aku kenalan sama gaya hidup minimalis sejak ketemu blog zenhabits dan theminimalist, dulu banget pas masih kuliah. Sama tuh kayak yang lain, sempat semangat banget mau mengaplikasikan dan membuang semuanya. Dari tahun ke tahun, semangat aku senantiasa on-off: minimalis aku terapkan lebih karena aku nggak punya uang lebih, jadi harus sadar diri, bukannya karena aku emang butuh sedikit barang.

    (pada akhirnya, aku masih laper mata hix hix hix).

    in the end, kayaknya aku memang nggak terlalu cocok dengan gaya hidup ini, edisi ekstrem. alih-alih minimal-nya, aku lebih condong ke "mindful"nya. mindful itu nggak selalu hanya butuh sedikit, bisa juga banyak selama alasannya tepat dan memang kita bahagia. tapi tetep, clutter harus dikendalikan, terutama buat yang tempat tinggalnya sempit kayak aku :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi kak! ternyata kakak salah satu followers lama mereka, nggak nyangka ketemu orang yang pernah baca mereka juga! aku baru bulan-bulan kemarin baca zenhabits nih, kalau theminimalist baru dari tahun lalu.

      aku pribadi juga semangatnya suka on-off kak, terus setelah baca-baca blog tentang minimalism kembali, motivasiku jadi ke charge ulang gitu hahaha.

      mohon maaf aku juga sama kayak kakak, motivasinya biar lebih hemat pengeluaran! wkwk

      setuju sekali sama pernyataan kakak! aku juga lebih condong ke mindful-nya, atau bisa disebut juga rational minimalist jadi masih pakai logika, tidak terlalu ekstrem tapi clutter tetap dikendalikan. aaah suka sekali baca sharing seperti ini, terima kasih ya kak >.<

      Hapus
  15. Halo, Kak. Aku juga tertarik banget dengan hidup minimalis sejak beberapa tahun lalu. Masih belajar di decluttering baju, pernah aku tulis di blog juga hehehe. Masih belajar banyak buat mindful, untuk hidup di sini-kini. Kadang masih belum sadar, tau-tau harinya udah berlalu aja huhu.

    Terima kasih atas tulisannya, Kak! Semangat buat kita yaaaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Andhira! Sama, aku juga tertarik banget sama gaya hidup ini dan masih belajar. Selagi masih dini, berusaha banget deh nerapin gaya hidup ini, biar nanti kedepannya walau halang melintang, tetap bisa bertahan.

      Semangat untuk terus menerapkan gaya hidup ini yaa!

      Hapus

Words of The Dreamer. Theme by STS.
My Melody Is Cute