Aplikasi Baca E-book Terfavorit.

Ketika minat membaca buku lagi tinggi-tingginya, tapi kondisi untuk ke toko buku sedang tidak memungkinan, 
membaca e-book bisa menjadi alternatif. 







Selain karena praktis karena bisa dengan mudah dibawa-bawa, koleksi e-book juga beragam dan harganya lebih murah dibanding buku fisik. Selain itu, juga lebih ramah lingkungan.

Memang sensasi membaca buku fisik tidak terkalahkan, tapi nggak ada salahnya untuk sesekali membaca e-book. Dan setelah aku lihat-lihat kembali, ternyata koleksi buku e-book aku lebih banyak dibanding buku fisik yang sekarang aku miliki 🙈

By the way, aku nggak menyarankan untuk baca e-book bajakan ya. Sekarang ini, banyak banget beredar e-book bajakan di internet yang bisa kita unduh dengan mudah dan gratis. Aku nggak menampik kalau aku pernah ada di masa-masa dimana senang baca e-book bajakan, pernah sekitar 5 buku lebih yang aku baca versi bajakannya, karena pada saat itu aku berpikir bahwa beli buku itu mahal, kalau ada yang gratis kenapa tidak? #plakk 🤦🏻‍♀️

Tapi, setelah aku tahu bahwa menjadi penulis itu sulit dan pendapatan penulis itu bisa dibilang kecil banget—khususnya di Indonesia, aku langsung bertekad untuk berhenti membaca buku bajakan dan berusaha untuk membeli jika ada uang, baik itu bentuk fisik ataupun e-book, untuk mendukung jerih payah sang penulis. Apalagi kalau isi buku yang pernah aku baca dari satu pengarang itu bagus banget, aku benar-benar ingin membeli buku lainnya terbitan sang pengarang untuk mendukung dia agar bisa terus menghasilkan karya bagus lainnya. So, say no to bajakan ya! 🙅🏻‍♀️

Nah, banyak aplikasi baca e-book yang tersedia, tapi dari semua yang ada dan yang pernah aku coba, ada 3 aplikasi baca e-book favorit-ku nih (◍•ᴗ•◍)❤



Aplikasi Baca E-book Favorit



1. iPusnas

Well, siapa sih yang nggak tahu aplikasi ini? Aku rasa iPusnas ini menjadi aplikasi baca e-book favorit hampir seluruh masyarakat Indonesia—yang doyan baca pastinya.

Yang aku suka, selain koleksinya yang bisa dibilang sangat banyak, serta kemudahan dalam mengakses koleksi yang ada, semuanya bisa didapatkan secara GRATIS karena aplikasi ini merupakan program pemerintah guna meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.

Waktu aku menemukan aplikasi ini dan melihat banyaknya buku kece-kece yang bisa dibaca, aku sangat amat ngerasa bersyukur atas program pemerintah yang satu ini karena aku ngerasain banget manfaat dari keberadaan iPusnas ini. Semoga koleksinya bisa bertambah banyak ya kedepannya.

Kekurangan dari aplikasi ini adalah tulisannya terlalu kecil, hingga mata cepat lelah ketika membaca, dan ketika kita memperbesar 1 halaman, lalu ingin berpindah ke halaman lain, kita harus memperbesar ulang halaman tersebut. Hal ini membuat sedikit tidak nyaman karena harus menyesuaikan kembali besar-kecil halaman yang ada, tapi ini balik lagi ke preferensi masing-masing ya.


2. Gramedia Digital
Adalah salah satu aplikasi yang sedang hits belakangan ini dan baru aku coba pakai. Bagaimana kesanku setelah memakainya? 
Aku suka sekali (~ ̄³ ̄)~✨

Gramedia digital merupakan aplikasi berbayar, sehingga ketika ingin membaca koleksi bukunya, kita harus merogoh kocek dengan membeli per buku atau bisa juga dengan sistem MEMBERSHIP.

Harga membership untuk akses semua kategori fiksi atau non-fiksi Rp 45,000,- sedangkan untuk full akses kedua kategori tersebut Rp 89,000,-.
Psst, lagi ada cashback untuk pembayaran menggunakan Gopay, lho! Sampai tanggal 31 Juli aja.

Yang aku suka dari Gramedia digital, harga membership yang ditawarkan sesuai dengan koleksi buku yang ada. Metode pembayarannya juga mudah, bisa pakai Gopay/LinkAja, dan pilihan lainnya.

Koleksi bukunya juga banyak yang keluaran terbaru dan populer yang tidak bisa ditemukan di iPusnas. Detil bukunya juga lengkap, dari sinopis, nama penerbit dan jumlah halaman. E-book reader-nya juga nyaman digunakan, bisa atur terang layarnya, dan kalau udah diperbesar, maka halaman berikutnya akan mengikuti halaman sebelumnya (ini penting bagiku) karena tulisannya juga kecil-kecil, seperti di iPusnas.

Kekurangannya adalah meskipun full akses untuk membership-nya, tapi tidak semua buku bisa dibaca, kebanyakan novel dalam bahasa Inggris harus bayar per buku. Juga layar ponsel kita cepat redup ketika membaca karena kinerja e-book reader-nya belum maksimal, jadi kita harus atur mode layar kita agar tidak otomatis mengunci. Cara aturnya di pengaturan ponsel > display & brightness > auto screen off > ubah menjadi 30 minute.

3. Google Play Book

Ini adalah aplikasi baca e-book pertamaku sebelum aku mengenal iPusnas dan Gramedia digital. Kalau ponsel teman-teman berbasis Android, pasti akan menemukan Google Play Book ini sebagai aplikasi bawaan.

Yang aku suka dari aplikasi ini adalah koleksinya lebih amat-sangat beragam, bahkan lebih banyak koleksi buku berbahasa Inggris dibandingkan dua aplikasi di atas. Kita juga bisa baca free sample terlebih dahulu sebelum membeli buku, ini jadi nilai tambah yang sangat bermanfaat. Untuk e-book reader-nya juga sudah jauh lebih nyaman, bisa highlight text, bisa langsung menerjemahkan kata per kata dan kebanyakan buku juga sudah dibuat compatible dengan layar ponsel sehingga tulisannya tidak kecil-kecil.

Kekurangan dari aplikasi Google Play Book adalah kalian harus membayar untuk setiap buku yang ingin dibaca. Tidak ada sistem membership, jadi harga belinya per buku, tapi harga e-book-nya tetap lebih murah dibanding harga buku fisik dan jika sudah membeli maka e-book tersebut akan menjadi milik kita selamanya. Kalau kalian beruntung, e-book yang kalian incar mungkin sedang diskon atau kalian sedang dapat voucher potongan harga dari Google. Aku seringkali dapat voucher potongan harga, lumayan jadi bisa beli lebih murah lagi (ʃƪ^3^)🎉

Oh ya, kekurangan lainnya adalah pembelian buku hanya bisa menggunakan Google Play Credit/Debit Card/Credit Card/pulsa Telkomsel (metode pembayaran ini yang sering aku gunakan).


Nah, 3 aplikasi baca e-book di atas adalah favoritku berdasarkan pengalamanku dalam memakainya. Jangan suruh aku memilih salah satu dari mereka karena keberadaan mereka saling melengkapi satu sama lain di hatiku 😆



Rekomendasi Aplikasi Baca E-book Lainnya



Amazon Kindle
Ini juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk baca e-book. Kebanyakan koleksinya adalah buku dalam bahasa Inggris, maklum karena ini produk luar negeri. Harga bukunya bervariatif dan harga jualnya dalam dollar. Ada sistem membership juga dan manfaat menjadi member adalah bisa membeli buku-buku terpilih dengan harga $2 saja.

Aku sendiri belum pernah coba pakai aplikasi ini, hanya sekedar tahu saja, tapi aku ingin mencoba pakai aplikasi ini. Semoga soon bisa aku coba ya!


Audible
Kalau aplikasi yang ini berbeda dari yang lain karena menyajikan e-book berupa audio atau bisa disebut audiobook. Salah satu cara yang menarik buat teman-teman yang lebih suka mendengar daripada membaca.

Di Audible, banyak koleksi buku-buku bahasa Inggris non-fiksi yang populer, buku fiksi juga ada kok. Audible dan Amazon Kindle ini satu naungan, di bawah Amazon. Di Audible ini, sistemnya juga jual-beli seperti Kindle. Audiobook dijual per satuan dengan harga yang berbeda-beda. Dan ada juga sistem membership.

Aku pernah mencoba free trial Audible selama 1 bulan, dan memilih 1 buku untuk aku dengarkan. Kesanku setelah mencobanya, ini cocok banget buat kalian yang mau belajar listening! Hahaha. Kalau aku sih nggak cocok karena listening aku payah jadi nggak bisa terlalu ngerti apa yang diomongin 😂

Hal lain yang bagus dari aplikasi ini adalah speed pembicaranya bisa diatur cepat atau lambat, beberapa buku juga disediakan pembicara dalam berbagai versi, perempuan, laki-laki atau suara asli sang pengarang. Hal yang mungkin agak menyusahkan bagi sebagin orang adalah transaksi pembayarannya yang harus pakai kartu berlogo Visa (debit/credit card) atau Paypal.




Teman-teman, apakah sudah pernah pakai beberapa aplikasi di atas?
Atau ada aplikasi baca e-book lainnya yang kalian rekomendasikan?
Let me know!


Disclaimer:
Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.



The dreamer.

45 komentar

  1. makasih infonya, sekali2 mau baca deh walau mata gak bisa lama lihat layar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama kak! Memang baca e-book lebih cepat lelah sih, mungkin bacanya jangan terus menerus selama berjam-jam biar nggak terlalu lelah matanya 😁

      Hapus
  2. Ehe..he... Saya belum coba satu pun mbk, padahal dari kemarin mau coba ipusnas tapi lupa terus. Habis ini mau langsung download deh😁. Kalau saya dulu... Jujur, suka baca ebook gratisan dari internet dan kayaknya itu bajakan dan saya nggak tahu. Banyak banget lagi ada puluhan buku yang udah saya baca. Mulai dari harry potter, percy jackson, dll.
    Sekarang udah nggak pernah karena lebih sering nonton youtube atau maen game.
    Dasar saya, keracunan adek saya😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya kalau novel atau non fiksi pdf yang bertebaran di internet secara gratis itu masuknya bajakan sih kak, nggak apa, sekarang udah tahu kan 😁

      Hayo segera di download iPusnasnya sebelum lupa lagi huahahah.
      Eh tapi youtube dan main game emang racun sih 🤣
      Lagi sering nonton apa di youtube belakangan ini?

      Hapus
    2. Udah didownload dong😁 tapi entah kenapa eror kayaknya, loading terus. Apa karena hp saya kentang😑

      Youtube sih yang paling racun, tapi akhir-akhir ini saya suka nonton vidio motivasi, biasanya suka nonton review film horor soalnya kalau nanton filmnya langsung nggak berani😂

      Hapus
    3. Huahahah nggak ngaruh harusnya kak! Selama itu beneran hp bukan kentang beneran 🤣
      App-nya kalau awal dibuka emang agak lemot loadingnya. Sekarang udah bisa?

      Lho? Ada ya review film horor? Baru tahu aku wkwk.
      Biasa kalau yang horor-horor, aku nontonnya jurnalrisa sih 🤣

      Hapus
  3. Aku juga sekarang beralih ke dunia e-book setelah tidak sanggup menampung lebih banyak lagi buku fisik. Meskipun buku fisik tetep juaranya kalo untuk urusan baca.
    Awalnya aku juga pakai Ipusnas dan puas banget tapi kesel banget kalo harus antri buku! Lama dan susah banget dapetinnya, apalagi buku-buku yang super populer. Butuh diperbanyak sih koleksinya melihat banyak banget yang antri.
    Sekarang aku juga beralih ke gramedia, bayar cuma 45K tapi bisa baca buku apa aja sampe yang terbaru lagi. Surga banget bagi booklovers ahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah, koleksi buku fisik kakak pasti banyak banget ya!! Aku suka deh kalau lihat koleksi buku orang-orang hihihi.

      Iya betul! Di iPusnas itu kalau buku populer, antrinya lama bangett. Aku ingat pernah ngantri buku Seni Hidup Minimalis sampai beberapa hari nggak dapat-dapat terus iseng ngecek tengah malam, eh ada stock, langsung download saat itu juga 😂
      Jadi tipsnya adalah sering ngecek stock tapi tengah malam huahaha.

      Kak Tika juga pakai Gramedia digital ya! Yey toss!! 🙌🏻
      Surga banget emang app ini soalnya buku baru dan populernya lebih banyak daripada iPusnas dan durasi bacanya bebas, nggak harus ngebut kayak baca di iPusnas 🤣

      Hapus
    2. Waaah antrian kita sama tuh Seni Hidup Minimalis hahaha sampe sekarang gak dapet2 :( nanti aku coba juga ah tengah malem!

      Emang gramed apps itu terbaik banget hahaha

      Hapus
    3. Aku udah sempet dapet tuh waktu tahun lalu baca, sekarang pasti lebih ramai lagi yang antri ya 😂
      Boleh dicoba tuh tengah malam, siapa tahu dapat hahaha. good luck!

      Hapus
  4. Cuma ipusnas doang hahahahaha. Krn jujur aku skr beralih ke ebook bukan Krn suka, tapi terpaksa secara perpustakaan ku LG ga bisa Nerima buku baru akibat kepenuhaaaan :p. Jd drpd berantakan, sampe aku bisa bikin rak baru, mau ga mau stop beli buku fisik dan baca ebook. Tp ipusnas ini aja aku udh suka Krn koleksi banyak. Terutama sastr. Kmarin aku akhirnya dpt baca bukunya Multatuli yg judulnya Max Havelaar. Gilaaa susah bgttt tuh buku. Dlm antrian Mulu sampe 2 bulan.

    Kalo buku berbayar yg model ebook, jujur aku ga sreg mba. Makanya aku ga tertarik baca ebook dari yg berbayar. Eh tapi aku baru tau ada yg bajakan e book ini :o. Ga pgn juga sih baca bajakan. Buku fisik bajakan aja ga enak dibaca. Kertasnya tipis, gelap tulisan jelek. Mnding beli buku bekas tp asli deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Fany koleksi buku fisiknya mantap banget! Bejibun sampai udah nggak muat gitu 🤣

      Wah, berarti buku itu cukup populer ya, nunggunya aja sampai 2 bulan! Mantap sekali 😂

      Iya, kalau kak Fany lebih suka buku fisik sih pasti agak kurang suka untuk pakai ebook berbayar ya. Apalagi kalau ruangan penyimpanannya masih luas, pasti lebih memilih buku fisik ya kakak! Hahaha.

      Ada kak e-book bajakan, suka berseliweran tuh di internet, bahkan ada juga buku fisik yang di scan lalu hasil scan-nya diperjual belikan, kan kasihan penulisnya ya 😅
      Dibanding beli bajakan, aku pun lebih memilih bekas tapi asli deh kalau buku fisik. Buku fisik bajakan itu parah sih, suka ada halaman yang hilang-hilang juga wkwkw

      Hapus
  5. Dari list di atas, yang kakak pakai Google Play Book, ini sudah dari lama hihihi. Dan enaknya, penyesuaian tulisan terhadap layar besar kecilnya jadi puas mau baca. Meski harus bayar perbuku, tapi oke sih karena bisa disimpan selamanya :D

    Di Indonesia memang harga penulis itu murah bangettt, kadang sedih setiap lihat ada iklan selewat yang kasih harga penulis seribu dua ribu perak untuk artikel 500 kata misalnya. Padahal menulis even 500 kata itu nggak mudah, zzz. Penulis buku pun kalau dilihat-lihat royaltinya nggak banyak, pernah baca ulasan salah satu penulis, lupa siapa, Trinity kalau nggak salah yang membahas mengenai kecilnya bayaran untuk penulis :< semoga one day, bayaran untuk penulis bisa besar yah, biar para penulis lebih semangat dalam berkarya ~

    Ps: jadi penasaran mau coba Ipusnas :P thanks rekomendasinya, Lia <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. koleksi di Google Play Book juga lebih luas ya kak, jadi ada kenyamanan sendiri kalau pakai app ini hihihi.

      pendapatannya kecil terus pajaknya besar, haduh kasihan banget penulis-penulis di sini kak. kalau bukan karena kecintaan akan menulis, aku rasa jarang banget yang pengin menjadi penulis di sini. sedihh banget bacanya :(
      semoga one day doa kak Eno bisa terkabul! Amiin! supaya makin banyak penulis-penulis bagus yang muncul di Indonesia :D

      hihihi sama-sama kak! semoga suka dengan iPusnas :D

      Hapus
  6. Aku suka baca buku di iPusnas. Dan biasanya aku pun suka baca buku di aplikasi perpustakaan digital iJakarta. Jadi pengen baca novel-novel terbaru yang ada iPusnas setelah baca postingan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh iya! aku pernah coba juga iJakarta tapi koleksinya masih nggak sebanyak iPusnas ya >.<
      selamat membaca! pertahankan terus minta bacanya ya :D

      Hapus
  7. Meski jarang baca ebook, tapi pernah sekali waktu menghabiskan beberapa novel dan kumpulan puisi. Masalah utamanya adalah mata cepat capek dan perih. Solusinya mungkin beli Kindle, tapi koleksi buku berbahasa Indonesia-nya masih kurang. Sempat kepikiran beli Kobo, tapi masih tunggu ebook besar dulu. Sejauh ini, masih senang baca buku fisik. Banyak hal-hal yang tidak ditemuman saat baca pake ebook.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jujur, aku tahu Kindle hanya sebatas e-book reader aja, kalau emang itu bisa bikin membaca lebih nyaman, pantes saja banyak yang beli Kindle ya.
      aku pun pernah cari tahu harga Kindle ini berapa karena banyak banget yang pakai kan, tapi harganya seharga sebuah hape dong >.<
      Kobo juga harganya lumayan walaupun lebih murah dari Kindle. jadi, kalau aku, mungkin akan beli kalau harga e-book reader lebih terjangkau huahahah.

      betul, buku fisik memang menang dalam banyak hal kalau dibanding e-book. tapi dari semua itu yang terpenting minat bacanya ya hihihi. semangat terus untuk membaca Rahul!

      Hapus
  8. Iyak, bener banget Lia. E-book bajakan itu bener-bener merugikan penulis. Kan kasihan, udah susah-susah mikir dan bikin bukunya, heeee malah dibajak sama orang. Bukannya dapat untung dari royalti malah jadi buntung gara-gara ada e-book bajakan. Kalau peminat e-book bajakan makin meningkat bisa-bisa para penulis jadi ogah bikin karya lagi gimanaaaaaa 😭😭😭

    Ngomong-ngomong selama ini aku baca buku cuma yang fisik doang sih, Li. Soalnya persediaan buku yang belum dibaca di rumah masih menumpuk. Punya adek pun masih banyak yang belum aku baca (iya, niatnya aku mau pinjem punya adek juga😂). Tapi kalau sudah selesai baca semuanya, niatnya aku mau coba ipusnas. Kapan lagi bisa baca buku secara gratis tanpa jauh-jauh ke perpustakaan.🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kan kak! kasihan banget para penulis itu 😭😭 hasil royalti dari penjualan buku fisik aja kecil, udah gitu dibajak pula! ampunnnn hikss.
      semoga para pembajak itu bisa segera sadar ya kak 😭

      hayoo mulai dihabiskan baca bukunya kak Roem, sebelum bukunya habis duluan dimakan kutu wkwkw

      Hapus
  9. Setelah membacanya maka aku ingin aplikasi Gramedia digital, soalnya suka buku buku keluaran dari Gramedia terutama komiknya.🤣

    Kalo google play book memang ada sih, tapi kurang minat biarpun sekarang pembayaran bisa pakai pulsa. Jadi kalo mau beli ebook dan pulsanya cukup bisa beli.

    Aku juga sering baca ebook bajakan kok, tapi kebanyakan karya lama seperti novel Abdullah Harahap tahun 1980an yang mana sudah jarang sekali novelnya.😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahaha aku juga suka baca komik Gramedia!! buku-buku terbitannya juga bagus tapi sayang di Gramedia digital ini nggak ada komik sih kak :(
      boleh coba dicari-cari dulu apakah ada banyak buku bacaan yang kak Agus suka dari Gramedia digital ini, kalau banyak, baru langganan deh kalau mau hahaha.

      huaaaa kalau karya lama gini memang susah sih cari aslinya ya, harus ubek-ubek toko buku bekas dulu sepertinya. bingung juga kalau mau baca ya, dilema baca buku karya lama >.<

      Hapus
  10. Salam kunjungan dari Malaysia dan follow disini ya :)

    BalasHapus
  11. aaaa makasih infonya kak, jujur bingung kemana kalau mau beli e-book. kalau tau pun ragu. tapi disini dibahas dong plus minusnya, jadi tau mau kemana kalau mau beli selanjutnya. Tapi emang buku fisik punya keunikan tersendiri, dan kehadiran koleksi yang tampak banget. aku suka banget baca - baca soalnya huhuhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama! semoga habis ini nggak bingung mau baca e-book dimana ya :D

      kalau kamu suka koleksi sih, akan sulit menggantikan perasaan cinta dari buku fisik ke e-book wkwkw
      aku sendiri walaupun udah beberapa kali baca e-book, tetap aja cintanya sama buku fisik #plakk

      Hapus
  12. Tentang royalti penulis yang cenderung kecil, ini pernah dibahas oleh Ika Natassa juga di Instagram. Waktu itu beliau menjelaskan cukup rinci berapa yang ia hasilkan dari royalti novel-novelnya yang kebanyakan best seller. Menjadi best seller pun belum tentu menghasilkan yang wah banget. Alasan ini lah yang membuatku untuk tetap membeli buku/novel Indonesia secara fisik ketimbang nyari e-book. Hitung-hitung membantu pemasukan mereka juga (:

    Eniweiii, bangga dong akutu udah jadi pembaca iPusnas juga huahahhaa. Cuma memang sayangnya untuk koleksi fiksi dan non fiksi populer nggak terlalu banyak ya. Dan betul sekali soal tampilan halaman ebook-nya yang sedikit bikin rempong. Tapi aku salut sih dengan adanya iPusnas ini bisa memudahkan yang ingin membaca namun nggak punya budget atau akses terbatas dalam membeli buku.

    Next-nya, boleh dong Liaa, rekomen bacaan bagus di iPusnas hihi

    Thank youu for writing this ya! Semoga membantu teman-teman lainnya yang ingin lebih banyak membaca juga :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas sharingnya, ci Jane! setelah baca komentar cici, aku pun langsung cari informasi terbaru mengenai berapa royalti penulis dari buku fisik dan e-book. dan dari yang aku baca kalau buku fisik 10% dan ebook 50% tapi seringkali buku e-book harganya lebih murah kan jadi kurang lebih hampir sama yang diterima oleh penulis, selama kita beli secara legal, bukan bajakan. aku berharap banget penulis di Indonesia bisa lebih dihargai, mungkin pajak royaltinya juga bisa lebih kecil gitu, kasihan :(

      hiahaha salam sesama pembaca iPusnas ci! :D senang banget ya ada aplikasi ini karena benar-benar menghemat banget dan ini legal jadi nggak ngerasa bersalah gitu ketika membaca >.<

      wah, ide yang bagus ci! nanti aku coba cek-cek bacaan bagus di iPusnas ya. terima kasih masukannya ci Jane <3

      Hapus
  13. aku lebih suka baca buku fisik (#piye dong, dengan ebook),
    dan selalu kuusahakan beli yang asli, walaupun secondhand, tapi tapi tapi makasih bangad loh say aku bookmark dulu karena sejujurnya waktu itu aku udah ngeakses ipusnas, cuma karena agak gaptek atau gimana ku masih mentok di halaman depan doang, ntar deh aku kubek kubek lagi menu menunya ipusnas (yang gratis mah biasanya kuhajaar blegh hahhaha), klo appsnya berbayar mending ku beli sekalian buku fisiknya buat nambah koleksiku hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha rapopo kak kalau lebih suka buku fisik. Lebih sehat juga buat mata 😆
      Sama-sama. Semoga nanti bisa ketemu buku yang disuka di ipusnas! Hihihi

      Hapus
  14. Cobain scribd juga, kak. Kalau suka baca yang bahasa Inggris. Koleksinya anyar anyar dan aplikasi bacanya enak dipake

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi! Wah, boleh nih nanti aku coba cek appsnya ya. Terima kasih rekomendasinya 💕

      Hapus
  15. Wah mbak sama banget, Pake iPunas karena gratis, terus juga aku pakai gramedia digital yang full premium 89k patungan sama 3 orang teman yang lain, biar lebih hemat , terus beli buku di playbuku kalau lagi ada vocher diskon :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi kak Rani! Eh samaan dong kita 😆
      Oh iyaaa patungan Gramedia digital oke juga tuh! Kenapa aku nggak kepikiran ya 🤣
      Terima kasih tipsnya lho!

      Hapus
  16. ga ada satupun yang aku pakai. 😂😂😂
    Aku dulu pakainya iJak gitu aplikasi buatan pemerintah Jakarta buat pinjem-pinjem buku. Atau itu sekarang namanya iPusnas apa ya?
    Lumayan buku-bukunya di sana. Cuma karena sistemnya pinjem buku kaya di perpustakaan, kalo buku favorit, jadi rebutan gituu. Terus tentunya ada jangka waktu pinjemnya. Berhubung aku bacanya lama, jadilah bisa pinjem satu buku berkali-kali HAHA
    Terus terakhir aku jadinya sebagai penikmat e-book bajakan, tapi bukan aku download sendiri sih, melainkan dapet dari komunitas gitu ehehe #excuse
    btw, thanks ya infonya. Kalau lagi minat baca, aku cobain iPusnas ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda ciii, iJak juga masih ada kok. Menurutku sih koleksinya lebih banyak iPusnas ya 😁

      Iya, sistem baca bukunya kayak di perpus biasa, boleh baca selama 2 hari abis itu harus perpanjang lagi kalau mau lanjut. Menurutku, 2 hari ini sebentar banget sih, tapi karena tenggat waktu yang sedikit malah bikin aku jadi lebih cepat bacanya 🤣

      Hahaha tapi sama aja itu bajakan ci, gimana dong 😆

      Sama-sama! Semoga suka dengan appnya ya 💕

      Hapus
    2. oooh iPusnas lebih oke si ya emng. Ntr kucoba ah kapan2 kalo niat bacanya ada hahahaah

      iyaa betuul 2 hari satu buku tuh ga cukuuup. BTW aku baca To Kill Mocking Bird tuh di iJak ini. Sampe pinjem berkali-kali dan tetep aja kaga kelar bacanya hahaha

      Hapus
  17. Saya sukanya dulu google play book.
    Meski cuman baca depan-depannya doang, saking malas belinya hahahaha.
    Btw seingat saya ada beberapa yang gratis ya di sana.
    Kalau nggak salah dulu pas hamil deh, kerjaan saya kalau nggak main game ya baca buku melalui hape.

    Tapi memang saya lebih suka baca lewat buku sih, maklum mata saya minus, jadi kalau lewat layar itu lebih mudah lelah.

    Yang ipunas itu juga pernah saya install, tapi kok nggak nemu buku-buku yang saya inginkan, entah sayanya kurang mahir nyari atau gimana.
    Sekarang nggak ada satupun yang saya pakai, saya jarang baca juga, lebih banyak baca blognya orang atau website hahaha.
    Padahal, jujur saya suka banget baca novel, meski sekarang lebih tertarik mengoleksi buku motivasi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha fitur free sample itu memang bermanfaat banget sih kak. Nggak jarang, jadi batal beli gara-gara lihat halaman awalnya ternyata kurang menarik 😆
      Iya, ada yang gratis kak tapi biasanya koleksinya kurang menarik perhatianku 🤣

      Mungkin memang koleksinya yang kurang lengkap di iPusnas, soalnya beberapa buku yang aku cari juga nggak ada sih 😂
      Makanya lari ke app lain yang berbayar karena biasanya ada.

      Hahaha baca blog juga termasuk membaca kan jadi nggak apa lah 🤣
      Sama dong kak Rey! Aku juga suka koleksi buku motivasi walaupun 1 buku bacanya lambat juga karena berat wkwkw

      Hapus
  18. Duluuu sekitar 5th lalu, sebelum punya Ipusnas favorit aku Amazon Kindle. Apalagi bacanya di kindle enak banget, ga perih di mata kaya lama2 baca di hp.

    Sejak tau Ipusnas, langsung beralih ke Ipusnas, apalagi kalau bukan krna gratis. Hehehe.. sayanga ipusnas hanya bisa dibuka dr hp atau tab aja, kalau bisa dr kindle kan lebih enak 😁

    Kalau Gramedia digital, udah lama pengen langganan. Tapi di Ipusnas aja banyak banget buku bagus yg ga sempet2 dibaca. Apalagi aku bukan tipe pembaca buku new release, seringnya baca buku2 lama 😅 New release biasanya baca fav author, dan pasti pengen punya fisiknya. Hehehe.. Akhirnya sampai skrng masih belum jadi langganan Gramedia Digital..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaah jadi itu alasan kenapa Kindle banyak diburu orang! Aku pikir hanya ebook reader biasa kak sedangkan harganya lumayan mahal kan 😂

      Memang keberadaan iPusnas ini sungguh sangat amat bermanfaat ya kak, apalagi karena gratis wkwk

      Nah, kita kebalikan nih. Aku sukanya baca yang new release jadi pas tahu ada sistem membership di Gramedia digital, langsung tertarik sekali hihihi.
      Fav author kak Thessa untuk author Indonesia siapa kak? Aku belum pernah baca novel author Indonesia nih, baru mau mulai baca novelnya Eyang aja 😁

      Hapus
    2. Kindle itu layarnya memang didesign buat baca, jd ga perih dimata. Trus baterenya tahan lamaa, bisa seminggu lebih padahal dipake baca terus. 😁

      Aku banyaknya baca buku penulis luar sih. Jd ga banyak tau juga penulis dalam negri. Tapi beberapa favorit aku itu ada Ilana Tan (ceritanya manis), Almira Bastari (metropop ga menye2), AliaZalea.. Trus ada banyak yg suka Ika Natassa juga, tp klo aku agak biasa aja..

      Hapus
    3. Wah, baru tahu aku. Pantas Kindle ramai yang pakai 😆
      Aku tertarik juga buat beli tapi nunggu harganya lebih terjangkau deh. Wkwk.

      Aaah, terima kasih kak Thessa buat rekomendasinya! Aku udah cek beberapa author yang kakak sebutkan di atas, dan berminat buat baca buku karya Almira Bastari nih 😁

      Ilana Tan ini aku udah tahu dari jaman sekolah, novel dia yang seri musim tapi di beda negara itu kan terkenal banget ya walaupun aku belum pernah baca juga sih 🤣

      Kalau untuk Ika Natassa, aku cek review bukunya di Goodreads agak kurang bagus karena banyak yang bilang biasa aja sama kayak kak Thessa 😂

      Hapus
  19. cuma pernah pakai google playbook aja karena...males ribet install huhu

    BalasHapus
  20. yang familiar adalah google play book
    kayaknya frekuensi aku coba beli e-book bisa dihitung jari. duluuu banget udah lama juga hehehe
    tapi kalau e-book untuk majalah yang tinggal donlot gratis dari web traveling independent, mayan banyak koleksinya. dan kualitasnya mungkin bisa lebih bagus kalo versi cetak. dengan kualitas foto yang bagus ketika diliat versi e-book, bisa saja kalau dibuat versi cetaknya, kualitas foto bisa aja menurun dan otomatis harga magazinenya juga agak mahalan

    BalasHapus

Words of The Dreamer. Theme by STS.
My Melody Is Cute